Cerita Hantu : Kontrakan Baru Dan “Penghuni Lama”
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, Best Profit – Jauh dari keluarga adalah konsekuensi untuk seorang perantau
seperti saya, bekerja untuk pekerjaan proyek bangunan membuat saya harus selalu
berpindah tempat sesuai dengan panggilan pekerjaan. Salah satu yang harus
sering saya lakukan adalah berpindah tempat tinggal, mengontrak rumah tinggal
untuk beberapa bulan menetap disebuah tempat menjadi sebuah keharusan. Banyak
macam rumah sudah sempat saya tinggali, tapi yang satu ini punya cerita lain
dan itu membuat saya selalu teringat dengan keseraman yang terjadi.
Saya adalah seorang kontraktor rumah yang bekerja mengerjakan
pembangunan rumah atau bahkan perumahan (cluster). Bekerja dari satu kota ke
kota lainnya untuk mengerjakan pembangunan membuat saya terbiasa untuk
berpindah domisili sementara. Tapi, satu kejadian yang saya tidak bisa lupa
adalah ketika saya mengerjakan proyek pembangunan di salah satu daerah di
Bandung. Saya sebetulnya orang Bandung asli, tapi karena jarak yang cukup
lumayan jauh, saya mengontrak rumah di sekitar tempat kerja saya.
Karena waktu itu saya harus selalu datang lebih pagi dan pulang larut,
membuat saya memutuskan untuk mengontrak rumah sekitar situ. Selain efisiensi
waktu, pertimbangan lelah juga menjadi salah satu pilihan saya untuk tinggal di
sekitar situ sementara waktu. Sebetulnya, bisa saja saya pulang ke rumah, tapi
karena jarak dari tempat kerja ke rumah lumayan jauh meskipun masih area
Bandung raya, saya tetap memtuskan untuk mengontrak rumah. Pikir saya, toh cuma
pekerjaan satu bulan jadi gak masalah untuk mengontrak di sekitar tempat kerja.
Saat itu, saya mengontrak rumah disebuah daerah yang tidak terlalu
padat penduduk, lokasi rumah yang cukup renggang membuat saya berpikir kalau
area situ cukup nyaman untuk ditinggali. Karena akan jauh dari kebisingan dan
cocok untuk beristirahat sepulang kerja. Ketika saya mengontrak tempat itu,
kesan pertama saya tidak pernah terlintas akan terjadi sesuatu, karena dari
segi bangunan tempat ini cukup bersih dan nyaman. Pemikiran itu didasarkan
karena bisa dibilang saya adalah seorang lulusan perkuliahan Artsitektur, saya
merasa rumah itu cukup pas ditempati untuk beristirahat selepas bekerja.
Dari awal, saya sudah mengobrol banyak dengan pemilik rumah dan tidak
pernah ada pembicaraan apapun yang mengganjal. Semua dijelaskan dengan rinci,
air cukup bersih, listrik aman dan lancar, pun dengan yang lainnya. Rumah
dengan ukuran tidak terlalu besar ini cukup untuk saya yang tinggal sendiri
untuk sementara, dengan denah ruangan 1 ruang tamu dengan 2 sofa, ada 2 kamar yang
terdapat di lantai 1 dan lantai 2, lalu ada 2 kamar mandi di lantai 1 dan
lantai 2, serta dapur yang terletak sebelah kamar mandi lantai 1 membuat saya
cukup merasa leluasa untuk tinggal di tempat itu.
Setelah saya sepakat untuk menyewa rumah tersebut, saya langsung
menata barang bawaan saya. Siang itu, saya langsung membereskan barang bawaan
saya dan setelah itu beristirahat sejenak. Tidak tampak ada sesuatu apapaun
yang terjadi dan membuat saya merasa aneh. Sampai akhirnya saya terbangun
karena tertidur pada siang itu, saya lalu pergi ke kamar mandi di lantai 1
untuk mandi dan bersiap pergi ke Mesjid karena saat itu sudah menuju Magrib.
Kebetulan Mesjid di daerah situ tidak jauh dari rumah kontrakan saya, saat saya
mencoba menyalakan air ternyata tidak ada yang keluar dari keran, tidak seperti
di siang hari dimana air lancar mengalir.
Saya kira mungkin torennya yang kosong, lalu saya coba cek ke lantai 2
dimana torennya terletak. Ketika saya sudah ke tempat toren, saya langsung
mengecek didalamnya apakah airnya kosong atau terisi dan ternyata isinya penuh
karena pada siang hari pun memang airnya lancar. Lalu saya kembali untuk masuk
ke kamar mandi di lantai 1, tapi sesaat setelah saya masuk dan akan menuruni
tangga, terdengar keran air di kamar mandi lantai 2 menyala, saya berpikir
kalau saya belum masuk ke dalam kamar mandi itu, karena siang hari saya hanya
cek kamar mandi di lantai 1 saja.
Ah, dari situ saya berpikir mungkin memang sebelumnya sudah terbuka.
Lalu saya masuk ke dalam kamar mandi lantai 2 itu, ruangannya lebih sempit
dibanding kamar mandi lantai 1, isinya hanya bak mandi, kloset jongkok, dan ada
ember dengan gayungnya. Sesaat setelah saya mematikan keran air itu, tiba-tiba
lampu kamar mandi lantai 2 mulai meredup yang lalu kemudian mati, saya masih
belum berpikir negatif, saya masih pikir memang sudah lama tidak dipakai jadi
lampunya harus diganti. Yasudah, saya kemudian kembali ke lantai 1 untuk lanjut
mandi dan mengambil wudhu karena sudah adzan Magrib.
Sesaat setelah saya masuk ke kamar mandi lantai 1, keran air yang
tadinya tidak menyala akhirnya kembali mengalirkan air. Adzan Magrib
berkumandang, disaat itu bertepatan dengan saya membersihkan diri. Tidak lama
setelah Adzan Magrib selesai berkumandang, air di kamar mandi lantai 1 kembali
mati, saat itu keadaan saya selesai mandi dan akan mengambil wudhu, dan
terdengar lagi keran kamar mandi lantai 2 menyala kembali.
Dari awalnya saya berusaha berpikir positif, akhirnya saya merasa ada
keanehan di rumah ini. Setelah kejadian itu, saya naik ke lantai 2 untuk masuk
ke kamar mandi itu lagi untuk sekalian ambil wudhu di situ. Disaat saya masuk
ke dalam kamar mandi, lampu yang tadinya mati ternyata menyala lagi, tiba-tiba
ketika saya melihat keadaan itu, saya langsung merinding. Karena sepertinya
tidak wajar, keran yang saya sudah tutup sebelumnya dan lampu yang tiba-tiba
mati menyala kembali.
Dengan perasaan yang mulai takut, saya bergegas mengambil wudhu di
kamar mandi lantai 2. Selepas saya beres mengambil wudhu, saya langsung
bergegas pergi ke Mesjid. Lalu saya langsung keluar rumah dan mengunci rumah,
tidak lama setelah pintu terkunci, air kamar mandi lantai 1 menyala lagi.
Dengan perasaan takut, saya berpikir untuk mengabaikan air yang mengalir di
kamar mandi, tapi disisi lain, kalau dibiarkan air di rumah ini mungkin akan
habis dan terbuang sia-sia.
Saya memutuskan untuk masuk kembali ke dalam rumah dan menuju kamar
mandi lantai 1, dengan perasaan yang sudah takut saya memberanikan diri untuk
masuk ke kamar mandi dan menutup keran air. Tiba-tiba keanehan terjadi lagi,
lampu kamar mandi lantai 1 itu tiba-tiba mati, saya terkejut dan lalu keluar
kamar mandi itu. Tidak lama setelah lampu kamar mandi mati, seluruh listrik di
rumah itu ikut mati.
Dengan keadaan saya saat itu sudah menggunakan pakaian untuk sholat,
dengan kain sarung yang melingkar di tubuh saya, saya mencoba untuk keluar
rumah dengan keadaan gelap. Anehnya, hanya rumah yang saya tinggali yang
listriknya mati. Dari situ saya tidak berpikir panjang, saya langsung pergi bergegas
ke Mesjid dan melaksanakan sholat Magrib berjamaah.
Selepas saya dari Masjid, ada seorang Bapak yang bertanya kepada saya
“Mas, tinggal di rumah ujung situ ya?” saya pun menjawab “betul pak, baru hari
ini saya ngontrak di situ untuk sebulan kedepan”, lalu Bapak itu berpesan
kepada saya “Semoga betah ya mas, perbanyak ibadah juga di rumah biar berkah”.
Setelah percakapan itu, saya tidak berpikir apa-apa karena pesan itu seperti
pesan biasa saja, nasehat orang yang lebih tua kepada yang lebih muda. Tak
lama, saya pun sampai kembali di rumah kontrakan saya. Saya tersadar, lampu
rumah kontrakan saya yang sebelumnya mati saat itu menyala kembali, saya
mengucap syukur karena ternyata tidak ada kesalahan listrik, karena kalau ada
kesalahan listrik saya akan diam di rumah itu dengan keadaan gelap.
Saya akhirnya masuk ke dalam rumah, tidak lama saya menyalakan tv yang
sudah ada di rumah itu sambil memasakan mie instan. Ketika saya bergegas ke
dapur, saya iseng coba cek kembali kamar mandi lantai 1 yang sebelumnya keran
air di situ menyala sendiri, tapi ternyata baik-baik saja. Lokasi dapur dan
kamar mandi lantai 1 memang berdekatan jadi mudah untuk saya cek keadaan di
situ.
Tak lama setelah itu, makanan saya pun matang. Saya membawa mie instan
yang sudah dimasak ke ruangan tv yang lokasinya bercampur dengan ruang tamu.
Disaat saya menonton tv, terdengar ada suara wanita seperti sedang mengobrol,
tapi sautannya kurang jelas karena ditelinga saya, suara itu berasal dari kamar
lantai 2. Tapi disisi lain, saya mencoba mengalihkan kecurigaan itu dengan
berpikir kalau itu mungkin bersalah dari tetangga sebelah, karena jaraknya agak
renggang dengan rumah kontrakan saya jadi suara obrolan itu terdengar sayup.
Mie yang tadi dimasakpun sudah habis dan lalu saya pergi ke dapur
untuk mencuci mangkuk, tapi saat saya mencuci terdengar suara obrolan itu lagi,
saat itu lebih jelas dan itu berasal dari kamar mandi sebelah dapur. Saya
terkejut, karena mana mungkin ada orang selain saya di rumah itu, apalagi itu
perempuan dan bukan cuma 1 orang, seperti ada 2 sampai 3 orang yang sedang
mengobrol. Sebenarnya saya takut untuk mengecek kamar mandi itu, tapi karena
penasaran saya mencoba untuk menengok perlahan lewat celah pintu yang terbuka.
Setelah dicek, tidak ada siapapun di dalam kamar mandi. Sontak, seluruh badan
saya langsung merinding tajam dan lalu saya sedikit berlari kembali menuju
ruang tv.
Saat itu, waktu sudah menununjukkan pukul 8 malam. Saya merasa cukup
mengantuk, meskipun agak aneh karena siang hari saya cukup lama tertidur
setelah menata rumah yang baru saja saya tempati. Saya pergi ke kamar lantai 1,
karena saya merasa tidak yakin kalau tidur di lantai 2. Sesaat saya masuk ke
dalam kamar, saya membaringkan badan di kasur sembari bermain handphone. Tidak
ada keanehan terjadi, karena mungkin saya cuek dengan keadaan sekitar ketika
bermain handphone.
Tidak terasa, waktu berlalu setelah saya bermain handphone selama
kurang lebih 2 jam. Waktu menunjukkan sudah pukul 10 malam, saya ingat belum
melakukan sholat Isya. Lalu saya pergi ke kamar mandi lantai 1 untuk mengambil
wudhu, teringat akan kejadian sore sebelumnya, saya sedikit merasa takut untuk
ke kamar mandi. Tapi karena saya harus mendirikan sholat, saya memberanikan
diri untuk pergi ke kamar mandi dan mengambil wudhu. Saya pun langsung memasuki
kamar mandi dan mengambil wudhu, disaat saya menunduk untuk berwudhu, saya
merasa di kepala ada rambut yang terurai menyentuh leher saya, sedikit geli dan
agak gatal terasa dibagian leher. Saya tidak berani untuk menoleh ke arah atas
dan hanya berani mengusap leher lalu meneruskan wudhu.
Setelah selesai berwudhu, dengan rasa takut saya bergegas dengan
berjalan sedikit cepat ke dalam kamar. Tak berpikir panjang, saya langsung
menggelar sajadah dan melaksanakan sholat Isya. Tak berselang lama setelah saya
melaksanakan sholat, di ujung mata terlihat ada yang melintas bayangan putih
dari arah luar kamar. Kebetulan saat itu saya lupa menutup pintu kamar,
perasaan semakin tidak karuan, rasa takut terus menyelimuti disaat saya melaksanakan
sholat. Tentu, ibadah saya pun terasa sangat kurang fokus karena distraksi yang
terjadi. Saya mencoba untuk mengabaikan apapun yang terjadi pada saat itu,
karena dipikiran saya hanya menyelesaikan ibadah saya saat itu dan lalu
bergegas tidur. Ketika saya terus melanjutkan ibadah, bayangan itu semakin
sering terlihat berlalu-lalang di depan pintu kamar, tetap terlihat dengan
ujung mata.
Ibadah saya malam itu selesai, lalu saya lekas membereskan sajadah dan
langsung pergi ke tempat tidur. Saya tidak berani mematikan lampu, karena
keadaan saat itu sudah sangat menakutkan untuk saya. Dengan posisi ditutupi
selimut sekujur tubuh, saya mencoba bersembunyi dibalik selimut. Meskipun
dengan kondisi seperti itu, saya tetap merasa takut, terlebih saat itu terdengar
kembali suara perempuan. Bukan sedang mengobrol tapi ada suara “cekikik” yang
cukup nyaring dari bagian lemari. Saya tidak berani membuka selimut, saya coba
untuk memejamkan mata untuk tidur saja. Tidak ada yang bisa saya lakukan selain
berdoa dan mencoba tidur.
Saya terus berusaha untuk tidur, tetapi rasa kantuk tidak datang.
Kepanikan terus menggeliat di dalam pikiran, saya mencoba mengambil handphone
yang saya charge di meja sebelah kasur, dengan tidak membuka selimut yang
menutupi tubuh sampai kepala saya, saya mencoba meraih handphone itu dengan
sebelah tangan. Sesaat setelah saya mencoba meraih meja, tangan saya terasa
menggenggam rambut kasar di atas meja, rasa takut saya semakin menjadi.
Setengah ingin berteriak tapi setengah perasaan saya meras betul-betul
tidak bisa melakukan apapun karena ketakutan yang bercampur dengan kepanikan.
Karena pikiran sudah buntu, saya lalu membaca doa dengan memejamkan mata dan
mencoba membuka selimut untuk mengambil handphone yang sedang dicharge. Tapi,
entah kenapa rasa penasaran sangat besar untuk membuka mata. Tidak berpikir
panjang, saya membuka mata perlahan sembari berbaring. Setelah mata terbuka,
terlihat tepat di depan muka saya, sesosok wanita berwajah rusak tertawa
lantang dengan rambut berantakan.
Sontak seluruh tubuh tidak bisa bergerak, mulut terdiam, tidak bisa
bersuara, badan saya membatu. Menutup mata pun saya tidak bisa pada saat itu,
yang saya ingat hanya mengucap kalimat syahadat. Lalu saya ucapkan dalam hati 2
kalimat syahadat, perlahan badan saya mulai bisa saya gerakkan dan bibir saya
bisa berucap. Lalu saya berdoa sebisa saya dengan segala keyakinan bahwa Allah
akan membantu saya disaat itu. Benar, dengan keyakinan dan doa yang saya bisa
ucapkan, sosok itu pun tiba-tiba menghilang namun suara cekikiknya masih
terdengar. Karena sudah terlanjur terjadi, saya pun berusaha menguatkan diri
untuk terus berdoa dengan lantang dan mencoba keluar rumah untuk mencari
bantuan.
Setelah badan saya bisa bergerak dan pergi dari kamar, saya menoleh
kembali ke arah kamar yang ternyata sosok itu berdiamk di atas lemari kamar
dengan posisi duduk dan kaki menjulur ke bawah, kepala menunduk seraya rambut
panjangnya terurai sampai lantai.
Saya pun langsung lari ke luar rumah, dan mencoba untuk menghubungi
pemilik rumah. Tidak lama, pemilik rumah pun datang dan membantu saya untuk
masalah ini. Beliau meminta maaf atas kejadian ini, dibalik dari kejadian ini
ternyata ada cerita yang memang tidak disampaikan. Dulu, dirumah itu sempat ada
kejadian bunuh diri yang menewaskan 1 wanita muda.
Semenjak saat itu, saya langsung mengemasi barang bawaan saya dan
berpindah dari rumah tersebut lalu memilih untuk lanjut pulang ke rumah di
waktu dini hari.
Sumber
infobdg.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment