Cerita Hantu: Diganggu hari Pertama Kerja
PT BEST PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit Futures – Saya adalah seorang karyawan di salah satu
perusahaan swasta di Bandung. Di sini, saya ingin sedikit bercerita pengalaman
di kantor ketika berjaga malam.
Pekerjaan saya memang selalu malam karena saya adalah pekerja paruh
waktu yang mengambil bagian malam. Saya bekerja di tempat tersebut karena saya
berfikiri pekerjaan itu tidak terlalu berat karena hanya menjadi seorang
operator malam yang tugasnya hanya memastikan peralatan di sana tetap bekerja
dengan baik. Selain saya bekerja di tempat ini, saya pun adalah seorang
mahasiswa tingkat akhir di salah satu universitas di Bandung.
Hari pertama masuk kantor, saya datang di siang hari karena harus
melengkapi administrasi dan berkenalan dengan karyawan lainnya, tampak tidak
ada hal aneh di kantor karena tempatnya memang ramai, karyawan yang bekerja di
sana cukup banyak jadi kantor ini tidak terasa menyeramkan meskipun bangunannya
adalah bangunan lama. Saat itu saya pertama kali masuk di hari senin awal bulan
Maret 2018. Di hari pertama tidak banyak yang saya lakukan, hanya berkenalan
dengan karyawan lain dan belajar tentang alat di sana.
Satu demi satu saya sapa dan berkenalan, dari mulai bos sampai
security penjaga depan kantor. Ketika saya berkenalan dan mengobrol dengan
security, dia mengucapkan selamat datang dan semoga betah. Tidak ada rasa
curiga akan ucapan tersebut karena memang itu adalah ucapan yang lumrah
dikatakan untuk menyambut orang baru. Sampai pada akhirnya ada salah satu
karyawan kantor yang nyeletuk “sing betah nya bro, nu kamari mah borangan”
dengan bahasa Sunda yang artinya “semoga betah ya, yang kemarin penakut”
berikut gestur yang guyon dia mengucapkan itu. Ah saya pikir itu hanya bercanda
saja jadi tidak saya hiraukan.
Setelah karyawan itu nyeletuk dengan kata-kata tadi, saya langsung
bertanya kepada security “emang ada apa pak di sini?” tanyaku. Pak Awan, nama
security kantorku pun menjawab “Ah.. ga ada apa-apa, bapak di sini udah 11
tahun ga ada apa-apa”. Syukurlah ternyata emang tidak ada yang aneh di tempat
itu. Setelah obrolan itu saya langsung pulang ke kosan untuk istirahat dulu
karena memang jadwal kerja saya di malam hari.
Selepas sholat Maghrib, saya langsung pergi ke kantor untuk hari
pertama bekerja, jam kerja saya memang dari jam 7 malam sampai jam 5 pagi. Saat
saya sampai kantor, di sana sudah tampak sepi karena karyawan lain sudah
pulang, hanya tinggal security dan OB yang masih ada di sana. Saat saya akan
masuk ke dalam kantor, saya disambut kembali oleh Pak Awan security kantor,
lalu dia pun mengucapkan “sok A masuk aja”. Dengan senyum dan ucapan terima
kasih yang saya balas lalu saya langsung masuk kantor dan pergi ke lantai 2,
dimana itu adalah tempat saya harus berjaga.
Suasana kantor malam itu sangat berbeda dengan siang hari ketika saya
datang, di kantor terasa sepi, bahkan mungkin hampir hening karena memang sudah
tidak ada kegiatan. Lampu kantor pun tidak semua menyala, hanya suara detak jam
dinding tua yang berdiri tegak yang suaranya terdengar. Tidak lama setelah saya
meletakkan barang di meja, tiba-tiba terdengar suara orang seperti “berdehem”
dan suara itu terdengar seperti lelaki tua. Saya mencoba untuk berpikir
positif, mungkin itu cuma perasaan saya saja.
Tidak ada sama sekali rasa takut yang saya rasakan karena saya tidak
berpikir aneh-aneh. Setelah itu, saya mencoba untuk mengecek peralatan karena
untuk memastikan semua bekerja dengan baik. Saat saya akan menghampiri ke
ruangan alat, terdengar suara decitan sepatu, seperti decitan sepatu saat
bermain futsal, saya kira mungkin itu suara cecurut yang ada di sana. Saya
lanjutkan kembali untuk pergi ke ruangan alat.
Saya lalu berjalan kembali ke ruangan alat yang ruangannya tidak
terlalu jauh dari meja saya. Beberapa ruangan saya lewati, tapi ada satu
ruangan yang memang jarang dibuka, mereka bilang kalo ruangan itu sudah
dijadikan gudang penyimpanan dan jarang dibuka. Dari ruangan itu terdengar seperti
ada yang menggeserkan barang, karena penasaran saya langsung mendekati ruangan
itu.
Saya mencoba mengintip dari sela-sela jendela ruangan yang tertutup
gorden, saat saya mencoba untuk mengintip tidak terlihat apapun karena tidak
ada pencahayaan dari ruangan itu. Karena tidak terlihat apapun di ruangan itu
saya pun menolehkan pandangan kembali dan akan berlanjut pergi ke ruangan alat,
saat saya akan melanjutkan pergi ke ruangan alat tiba-tiba suara perempuan
terdengar jelas di telingan yang hanya berucap “Heh!”. Saya langsung terkejut
karena suara itu begitu jelas tapi tidak ada siapapun di tempat itu.
Perasaan saya mulai agak resah karena suara itu, awalnya saya
berencana untuk turun ke bawah saja dan diam bersama security tapi saya belum
mengecek alat yang ada di ruangan. Saya memberanikan diri untuk lanjut pergi ke
ruangan alat. Tidak lama saya masuk ke dalam ruangan alat dan mengecek alat di
sana, di dalam ruangan tiba-tiba ada yang menepuk pundak saya dan itu cukup
keras, seperti orang yang ingin menyapa.
Saya pun refleks menoleh ke belakang dan memang tidak ada siapapun
karena hanya saya yang ada di lantai 2. Sejak saat itu saya langsung mengucap
doa yang saya hafal, karena saya mulai takut dengan keadaan sekitar. Saya
langsung cepat membereskan pekerjaan saya dan keluar dari ruangan itu. Setelah
semuanya beres saya langsung pergi ke lantai 1 untuk bertemu dengan security.
Di bawah saya langsung ceritakan kejadian yang terjadi di atas, Pak Awan hanya
berkata “gak apa-apa itu mah udah biasa”.
Saya kaget ternyata perkataan karyawan siang itu adalah kejadian
seperti ini yang sebelumnya menimpa operator sebelum saya. Saya mencoba
menenangkan diri dulu di bawah bersama Pak Awan. Setelah beberapa jam di bawah
saya kembali ke atas karena harus mengecek kembali peralatan dan sudah sedikit
mengantuk. Kebetulan di sekitar meja saya ada sofa dan tv yang bisa dipakai
untuk tidur, saya pun kembali mengecek peralatan di atas dan lalu tidur dengan
menyalakan tv agar suasana tidak terlalu hening.
Waktu itu jam sudah menunjukkan pukul 23.00, saya cukup mengantuk.
Disaat saya mencoba untuk tidur, tv yang saya nyalakan tiba-tiba mati, padahal
listrik tidak padam, remote ada di sebelah saya, saya masih sadar kalau remote
itu tidak tertindih atau tertekan. Saya mencoba tidur dengan menutup kepala
dengan jaket. Saya benar-benar takut, bahkan untuk turun ke bawah saya tidak
berani karena saat saya menutup kepala seperti ada yang lalu lalang di depan
saya. Saya berdoa sebisa mungkin saat itu dan mencoba untuk tidur lelap.
Beberapa lama berlalu, mungkin sekitar 1 jam saya rasa, akhirnya
perasaan takut hilang, saya pun merasa lelah lalu saya bisa tertidur. Namun
gangguan tidak sampai situ, dalam tidur saya bermimpi seperti sedang ada di
kantor itu, dan keadaannya seperti malam itu, saya tertidur di sofa tapi ada
seorang wanita yang memperhatikan saya dari sudut lantai 2, padahal saya
benar-benar yakin saat itu saya sedang bermimpi, saya tertidur tapi saya sadar,
karena rasa takut itu saya mencoba bangun tapi entah kenapa saya tidak bisa
bergerak, seperti ada yang menindih badan saya, berucap pun saat itu sulit,
lalu dalam hati saya berdoa, saya panik.
Beberapa lama saya merasa tidak bisa bergerak, perlahan saya bisa
menggerakan mulut untuk berdoa dan menggerakkan badan. Dengan rasa pusing di
kepala dan badan yang lemas lalu saya berlalari ke arah tangga untuk langsung
menghampiri Pak Awan. Dari jauh saya sudah memanggil Pak Awan dengan suara
parau “Pak.. Pak… Tolong…” tapi sepertinya Pak Awan tidak mendengar ucapan
saya. Meskipun begitu, saya tetap berusaha untuk berlari tapi saat itu terasa
sangat lambat karena badan saya benar-benar lemas. Sampai akhirnya saya bisa
menghampiri Pak Awan. Saat saya menegur Pak Awan, dia berkata “kunaon??
Kunaon?? Astagfirullah..”
Pak Awan pun tiba-tiba terkejut dengan keadaan saya yang lemas, pucat,
dan berkeringat dingin.
Pak Awan akhirnya menenangkan saya dan berdoa sembari mengeluskan
tangannya ke kepala dan punggung. Pak Awan berkata kalau saya harus berdoa dulu
dan mengucap izin untuk bekerja di sana, karena yang ada di sana bukan hanya
yang ‘tampak’ tapi ada juga yang ‘tidak tampak’. Dia berkata mungkin ingin berkenalan
karena saya orang baru di kantor. Dari saat itu saya melanjutkan istirahat di
kursi tamu yang ada di lantai 1 agar bisa bersama Pak Awan. Setelah kejadian
itu saya langsung berbicara dengan bos karena kejadian itu terdengar oleh semua
karyawan, lalu saya pun mencoba berbicara dalam hati untuk siapapun yang ada di
sana dan meminta izin untuk sama-sama bisa berdampingan di tempat itu.
Setelah kejadian itu sedikit demi sedikit semuanya berangsur baik.
Namun, saya hanya bekerja 6 bulan di kantor itu karena saya sudah
lulus kuliah dan memutuskan untuk bekerja di Jakarta.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best profit,
bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt bpf, bestprofit
futures, pt bestprofit futures, best profit futures, pt best profit futures
PT BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment