Sejarah Sate Maranggi, Makanan Khas Purwakarta
PT BEST
PROFIT FUTURES BANDUNG, PT Bestprofit Futures – Sate maranggi atau satai
maranggi merupakan makanan khas Jawa Barat (Jabar) khususnya daerah Purwakarta
dan sekitarnya. Nama "Maranggi" dalam bahasan Sunda memiliki arti
"petukangan" atau yang berarti seorang ali pebuat sarung keris.
Salah satu sumber sejarah satai maranggi yang
dikutip dari laman jurnal berjudul "Sate Maranggi, Kuliner Khas Kabupaten
Purakarta" (2017) oleh Irvan Setiawan, menyebutkan kata
"Maranggi" dalam Satai Maranggi merupakan nama panggilan yang
ditujukan pada seorang penjual Satai, yaitu Mak Anggi.
Mak Anggi berjualan satai daging domba dengan
menggunakan tenda di daerah tempat tinggalnya, yakni daerah Cianting. Ia
berjualan satai jenis ini sekitar 1960-an.
Masyarakat pada waktu itu, kerap menyebutkan nama
Satai Maranggi untuk merujuk tempat Mak Anggi berjualan. Tambahan huruf “R”
dalam "MaRanggi" digunakan untuk mempermudah pengucapan dalam
memberikan nama kuliner tradisional tersebut.
Versi lain dari sejarah satai maranggi yang dikutip
dari laman kemendikbud.go.id, menyebutkan pelopor satai maranggi bernama
Bustomi Sukmawirdja atau dikenal dengan sebutan Mang Udeng, telah berjualan
satai Maranggi pada tahun 1962 di Kecamatan Plered.
Namun dilihat dari jenis daging yang digunakan
membuat kedua daerah tersebut dapat dikatakan sebagai awal mula adanya satai
Maranggi di Kabupaten Purwakarta. Mak Anggi merupakan "pencipta" dari
Satai Maranggi dengan menggunakan bahan dasar daging domba.
Bahan Dasar Bervariasi
Sedangkan Mang Udeng di Plered merupakan pencipta
satai Maranggi yang menggunakan bahan dasar daging sapi dan kerbau. Ini lah
penyebab awal mula bahan dasar satai Maranggi adalah daging kerbau.
Saat ini, bahan dasar mulai bervariasi yaitu
menggunakan daging kambing (domba), dan daging ayam. Daging kerbau banyak
digunakan penjual satai Maranggi di Plered.
Sedangkan, daging kambing banyak digunakan penjual
sate Maranggi di Pasawahan hingga Wanayasa. Hingga kini, satai maranggi menjadi
ikon kuliner Kabupaten Purwakarta.
Bahkan, satai maranggi mulai tersebar ke berbagai
daerah lainnya di Indoneisa. Jika ingin mencicipi satai maranggi dengan cita
rasa autentik, ada beberapa tempat makan legendaris satai maranggi di
Purwakarta yang dapat menjadi rujukan.
Salah satunya ialah satai maranggi Haji Yetty.
Warung Sate Maranggi Haji Yetti berada di Jalan Raya Cibungur Puwarkarta,
Bungursari, Kabupaten Purwakarta.
Warung Sate Maranggi Haji Yetti terkenal memiliki daging
yang empuk dan bumbu bakarannya yang gurih sangat meresap. Satai maranggi ala
Haji Yetti berdiri sejak tahun 1990-an, sehingga cukup terkenal dan legendaris.
Aneka menu satai maranggi yang ditawarkan tempat
makan ini dibanderol mulai dari Rp40.000 untuk satu porsi berisi 10 sate sapi
dan es kelapa muda dibanderol Rp15.000.
Warung Sate Maranggi Haji Yetti buka setiap hari,
mulai pukul 08.00-21.00 WIB.
Sumber
liputan6.com
lowongan, lowongan kerja, lowongan kerja
bandung, loker bandung
best
profit, bestprofit, pt bestprofit, pt best profit, best, pt best, bpf
pt
bpf, bestprofit futures, pt bestprofit futures, Bestprofit futures, pt best
profit futures
PT
BESTPROFIT FUTURES BANDUNG
Comments
Post a Comment